Rabu, 25 September 2013

Invasi Budaya Berbalut Kontes



Bagaimana pun negeri Islam memiliki penduduk yang cukup besar yang sangat potensial untuk pasar produk-produk Barat
 Kontes Miss World menjadi ajang bisnis yang sangat besar. Organisasi Miss World yang berkedudukan di Inggris meraup keuntungan jutaan dolar dari perhelatan itu.  Organisasi ini memiliki waralaba di 100 negara lebih.
Dulu, pesertanya adalah para kontestan dari Inggris raya yang Kristen. Kemudian berkembang ke negara-negara Kristen lainnya di Eropa, Amerika Latin, dan Afrika—minoritas. Seiring perkembangan, organisasi tersebut kemudian melebarkan sayapnya ke Asia dan Afrika.
Kontes ini mengandalkan media televisi sebagai ujung tombaknya. Ini setelah kontes ini mampu menyedot penonton, mengalahkan ajang olimpiade saat itu. Jaminan ditonton oleh banyak orang inilah yang dijadikan daya tarik bagi produsen yang terkait tubuh wanita untuk mau menjadi sponsornya.
Ekspansi Miss World pelan-pelan pun diarahkan ke negeri-negeri Islam. Bagaimana pun negeri Islam memiliki penduduk yang cukup besar yang sangat potensial untuk pasar produk-produk Barat seperti kosmetik dan pakaian (fashion). Sebelumnya mereka sukses masuk ke India dan Cina yang memiliki penduduk sangat besar.
Dengan kekuatan jaringan media internasionalnya, jaringan Miss World yang tersebar di banyak negara ini menanamkan paham Barat di daerah sasarannya. Mereka mencoba mendefinisikan ‘kecantikan’ itu sendiri dan behavior (perilaku) kepada penduduk dunia.
Sosok kontestan Miss World dari berbagai negara kemudian ditampilkan dalam ajang setiap tahunnya. Dengan kriteria yang sudah ditentukan, sosok tersebut dijadikan sebagai ‘wakil kecantikan’ dari seorang wanita ala Miss World.
Para kontestan ini kemudian dieksploitasi sedemikian rupa dengan menjadikan mereka sebagai alat pajangan bagi produk-produk kosmetik, fashion, dan sebagainya. Mereka pun diarahkan sedemikian rupa untuk mengikuti kemauan panitia Miss World yang nota bene adalah para pengusaha/kapitalis baik di bidang industri kosmetik, fashion, dan industri media. Mereka disuruh pakai bikini, pakaian yang mempertontonkan aurat, dan kemudian aktivitas mereka disiarkan ke seluruh dunia.
Tak hanya menjual produk, melalui cara ini, ajang Miss World menjadi sarana untuk menyebarkan paham kebebasan bagi warga dunia. Termasuk di dalamnya paham liberalisme, sekulerisme, hedonism, pluralism, dan materialism. Ini sekaligus menjadi ajang untuk menanamkan perilaku hedonis dan materialistis. Warga dunia dicekoki berbagai produk untuk dibeli. Perusahaan besar dunia (multinational corporation) mencoba mengeruk keuntungan dari ajang tersebut.
Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib menilai, Kontes Miss World merupakan penjajahan bentuk baru. Negara Barat masuk ke negeri Islam dengan merusak budayanya. Parahnya, invasi budaya ini didukung oleh orang-orang yang mengaku Muslim. Para penganut liberalisme inilah yang menjadi robot para kapitalis lokal yang berkolaborasi dengan kapitalis global/asing.
Bukti nyata mereka membawa paham liberalisme terlihat dari pandangan mereka yang anti terhadap syariah Islam. Tahun 2002, pelaksanaan Miss World diarahkan ke Abuja, ibukota Nigeria. Saat itu di negeri tersebut sedang ada wanita Amina Lawal yang sedang menunggu mati dengan dirajam karena perzinaan di bawah hukum syariah. Ajang Miss World saat itu menggunakan pengaruhnya untuk kampanye global membebaskan wanita tersebut.
Kontes Miss World tak dipungkiri memiliki agenda global yakni westernisasi kebudayaan, khususnya di negeri-negeri Islam. Barat ingin mengeruk lebih banyak lagi harta kaum Muslimin dengan terlebih dahulu merusak pandangan hidupnya.
Sia-sia
Soalnya, secara logika, dunia tak butuh acara kontes-kontesan. Apakah itu Miss World ataupun Miss Universe. Sebuah tulisan di situs yourtango.com (2012) layak untuk disimak. Penulisnya, Michelle Toglia, mempertanyakan kontes perempuan ini. Ia mempertanyakan apakah dunia butuh Miss World/Universe?
Menurutnya, “Ini lomba paling memilukan. Setiap perempuan diberlakukan kecantikan standar padahal sejak dulu setiap orang berbeda,” ujarnya.
Ia menuliskan, ketika kontes kecantikan berlangsung dan ditonton jutaan pasang mata, para kontestan lenggak lenggok, kulit eksotik buatan, gaun malam mewah, dan tiara berlian jadi hiasan, pada saat yang sama anak-anak di Jalur Gaza tidak bisa tidur memikirkan apakah mereka esok hari masih bisa hidup atau tidak.
Semua kontestan dilatih, lalu diuji dan ditentukan pemenang oleh juri. Ia melanjutkan, acara diklaim sangat masa kini itu dari tahun ke tahun selalu nyaris mirip. Mereka dinilai cara berbicara, cara berjalan, cara berbusana. “Lalu apa yang modern dengan itu?”
Banyak kalangan Islam menilai, ajang Miss World ini tidak ada gunanya bagi masyarakat. Dan, bagi kaum Muslim, menang atau tidak Miss Indonesia dalam acara tersebut tidak berpengaruh apa-apa. Miss World ini diselenggarakan oleh orang kafir dan kebetulan kontestan Indonesia juga kafir.

Termakan Mitos Kecantikan

Manusia diciptakan oleh Allah dengan bentuk dan rupa yang berbeda-beda. Masing-masing memiliki kelebihan. Tidak bisa antara satu dan yang lain disamakan atau dibuat sama.
Namun Barat dengan ideologi pasarnya berusaha menyamakan bentuk dan rupa yang berbeda demi menjajakan produk-produk mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) menunjukkan bahwa  tiap tahunnya terjadi peningkatan angka penggunaan operasi   plastik di dunia. Berdasarkan data ISAPS tahun 2011, Amerika Serikat tetap menduduki peringkat pertama negara dengan jumlah populasi dokter bedah plastik tertinggi di dunia, diikut Brasil, Cina, Jepang, dan Meksiko. Yang menarik,  Asia justru disebut sebagai kawasan dengan tingkat tindakan operasi plastik yang cukup tinggi. Tahun 2010 saja tercatat, 360.000 wanita di Korea Selatan melakukan operasi plastik.
Gara-gara mitos kecantikan pula di Nigeria, menurut WHO, 77 persen wanita Nigeria menggunakan krim pemutih kulit. Angka ini adalah yang tertinggi di dunia. Sedangkan di sejumah belahan Afrika, wanita dengan kulit lebih terang dianggap lebih cantik dan dipercaya lebih sukses dalam hal mencari pasangan untuk menikah.
Editor majalah fashion Vogue, Kirstie Clements, menceritakan, banyak model  yang makan kertas tisu untuk membantu menahan lapar. Akibatnya kesehatan mereka terganggu.
Ini gara-gara mereka ingin cantik ala Miss-Miss-an itu. [Humaidi]
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Hukum Menyindir Orang Lain


Hai orang-orang yang beriman, janganlah
suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-
olokkan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olokkan); dan jangan pula
wanita mengolok-olokkan wanita-wanita
lain., karena boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita
(yang mengolok-olokkan); dan janganlah
kamu mencela dirimu sendiri dan jangan
pula kamu panggil-memanggil dengan
gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah
(panggilan) yang buruk sesudah
iman.. (QS. al-Hujurat:11).

Makanya agar kehidupan kita lebih tenang
dan nyaman marilah kita saling menjaga
lisan dengan sebaik mungkin dan saling
memahami sesama kita. Seperti; yang
dilakukan oleh Rasulullah Saw tauladan kita,
ketika beliau bertamu dihidangkan
makanan kepadanya, namun beliau tidak
menyukai makanan tersebut.
Rasulullah Saw tidak menyindir dan
mencela makanan yang tidak ia sukai.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh
Aisyah Ra yang artinya Rasulullah saw.
sama sekali tidak pernah mencela makanan
yang tidak disukainya. Jika beliau menyukai,
maka beliau memakannya; dan jika tidak,
maka beliau meninggalkannya.
Semoga dengan tulisan yang singkat ini
bermanfaat bagi kita semua khususnya diri
saya pribad. Sehingga kita selalu menjaga
lisan dan anggota tubuh didalam
bermuamalah dan berinteraksi sesama
teman-teman dan kerabat kita.
- Wallohull muwaafiqiina abwaabit_thaariq -
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Senin, 23 September 2013

TOLAK MISS WORL ×‼⃝




“aku Melihat Neraka dan aku melihat penghuninya
Kebanyakan dari kaum perempuan (HR Bukhari dan Muslim)”
Hadist tersebut memperingatkan kaum wanita, ternyata neraka yang menjadi siksa Umat manusia yang lalai dan abai akan ajaran tauhid ketika hidup dibumi didominasi oleh kaum wanita.
Allah SWT telah menciptakan manusia dalam keadaan yg paling sempurna, namun kesempurnaan itu harus disikapi dengan bijak dan pemahaman bahwa hakikat kehidupan didunia tidak abadi dan yg abadi adlh di akhirat. Artinya kesempurnaan di dunia tidak akan mampu membawa manfaat utuk kita dikehidupan akhirat, karena sejatinya dunia dan seisinya yang ada bersifat sementara, sebuah tempat untuk menabur benih amal soleh yang akan dipetik diakhirat nanti.
Ajang kontes kecantikan dan pemilihan wanita tercantik di dunia seperti Miss World atau Miss Univers adalah sebuah upaya manusia untuk mengisi peradabannya, Hasrat manusia utuk mencari dan menggali kesempurnaan wanita dengan perpaduan otak yang cerdas, paras yg  cantik, dan berbudi luhur merupakan bukti daya kreasi manusia untuk menggambarkan sosok wanita yg sempurna hanya terbatas pada apa yg terdapat pada Manusia itu sendiri.
Konsep kesempurnaan dgn Parameter Brein, Beauty, Behafior, tal dapat diukur dgn logika dan pemikiran manusia. Konsep Beauty dinilai dgn cara wanita berdandan dan menggunakan pakaian yg menggumbar auratnya justru merendahkan Martabat seorang wanita
Wanita sempurna dimata para rasionalis barat adlah wanita cerdas dan santun yang terbungkus dgn raga yg sempurna, pola pikir inilah yang membuat wanita mengejar kecantikamn yang semu seperti yang di pertontonkan dlm kontes kecantikan di dunia.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sabtu, 21 September 2013

Move On From Jahiliyah to Khilafah




Move ON. Kata ini belakangan banyak diomongi di twitterland maupun dinding facebook. Entah latah atau emang ngerti, banyak remaja yang i kut menyuarakan Move-On. Kalo diartikan secara harfiyah sih terjemah bebasnya move berarti pindah dan on berarti nyala. Jadi move-on berarti pindah nyala. Nggak pindah berarti mati. Halah… kaya maen catur aja!
Setelah ngubek-ngubek perpustakaan google, ternyata istilah MOVE ON populer dipakai sebagai ucapan pendongrak semangat bagi mereka yang ditolak atau putus cinta. Tahu sendiri, orang yang baru putus cinta tanda-tanda kehidupannya mendadak meredup kaya orang mati suri gitu. Hidup segan mati ogah. Makanya muncullah istilah penyemangat “MOVE ON” yang menandakan hidup itu harus terus bergerak dan berlanjut. Tapi seiring waktu, istilah MOVE ON, dipakai secara umum untuk siapa aja yang mengalami kondisi down, mandeg, atau galau, trus memilih untuk bangkit  dan bergerak biar tanda-tanda kehidupanya nyala kembali. Yeah… MOVE ON! Ini baru bener pengertiannya. Catet!
Remaja Wajib Move On!
Sebagai remaja, wajib bagi kita untuk ngeh dengan kondisi lingkungan sekitar, khususnya dunia anak muda. Karena setiap hari kalo kita kebeneran nonton berita di tv atau baca di koran, potret buram remaja sering mengisi ruang headline media massa. Seperti kasus terbaru yang melibatkan seorang siswi SMP di Surabaya yang menjadi mucikari bagi teman-teman sekolahnya. Parah tenan!
Kita gak bisa tutup mata dengan potret buram remaja. Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Hanya menikmati berita? Cukup bersikap prihatin dengan mengusap dada? Atau malah nggak peduli karena tidak terjadi pada kita. Coba deh tanya pada diri sendiri. Apakah kita termasuk kelompok pemain, penonton, atau masyarakat luar dalam mensikapi kondisi lingkungan sekitar?
Pertama “pemain”, mereka yang sadar dan siap serta udah bergerak bersama untuk menyelesaikan masalah di atas. Bahkan mereka berjibaku, layaknya pemain bola professional, membina dan melatih dirinya dalam ilmu, sehingga nanti ketika benar-benar terjun ke masyarakat bisa ngasih solusi atas persoalan yang dihadapi masyarakat. Mereka inilah yang disebut pengemban dakwah.
Kedua “penonton” alias komentator, mereka ngeliat sih fakta kerusakan di tengah masyarakat, tapi mereka suka banget komentar terhadap perjuangan yang dilakukan oleh kelompok pertama. Ada yang komentarnya mendukung, tapi nggak sedikit yang jorokin, sok pinter, sok jago, padahal dia sendiri aksinya nggak pernah ada. Ada juga penonton disini yang layaknya supporter fanatik, kalo menang ikut senang, giliran kalah bikin ulah dan masalah.
Ketiga “masyarakat luar”, mereka nggak ngeliat atau bahkan cuek dengan kondisi disekitarnya. Persis kayak masyarakat diluar stadion yang nggak ambil pusing dengan apa yang terjadi di dalam stadion, saat pertandingan berlangsung. Entah mau rusuh kek, menang kek, kalah kek, bodo amat, emang gue pikirin. Nah, kira-kira begitu di kelompok yang ketiga ini, menyaksikan kerusakan masyarakat, cuek aja, “yang penting nggak nimpa gue dan keluarga gue”, gitu pikirnya.
Driser, kalo kita ada di kelompok ketiga maupun kedua, yang sekedar komentar apalagi cuek dengan kondisi kerusakan di sekitar kita, itu tandanya kita mesti Move-On. Naik peringkat jadi kelompok pemain yang menunjukkan sikap peduli kita. Move On berarti menjadikan diri kita bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Joss!
Jangan Asal Move On
Move on bukan asal bergerak atau yang penting pindah tempat. Kalo asal bergerak, kita mirip ayam yang baru aja disembelih ketika nunggu ajalnya datang. Klepek-klepek meregang nyawa, bergerak tak tentu arah kesana-kemari. Selain menguras energi, gak jelas juga apa yang dicari. Rugi. Makanya, biar Move on nggak menyimpang dan bener-bener setelah move kita On, mesti pake panduan. Panduan yang tokcer dan terbukti bikin On dunia akherat. Al-Quran.
Coba kita tengok dalam al-Qur’an maupun hadis kita bakal temukan bahwa al-Qur’an maupun hadis mengatur hidup manusia dari tidur sampe masalah dapur. Masalah ibadah sampe urusan pemerintah. Mulai dari kita bayi sampe urusan mati. Semua diatur Islam secara syamilan wa kamilan (lengkap dan menyeluruh). Allah swt berfirman:
“ … Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agama-mu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (Al-Maa’idah: 3)
Ayat di atas menegaskan, Islam bukan hanya agama ritual, tapi Islam sebagai way of life alias jalan hidup seorang muslim. Sehingga Islam tidak mengenal istilah sekularisme, pemisahan aturan agama (Islam) untuk mengatur kehidupan. Nah, sebelum Move on, kita mesti kenal Islam lebih dalam. Biar bisa keluar dari masalah tanpa meninggalkan masalah baru.
Sialnya, sekarang banyak umat Islam yang memposisikan Islam di pojokan masjid nemenin sapu ijuk, bacaan quran keluar cuman untuk doain orang mati, hafalan surat hanya dibawa ketika pergi haji. Itulah yang terjadi jika umat menyamakan Islam dengan agama lain yang hanya ngatur masalah ibadah.
Maka, sudah saatnya umat Islam menyadari kesalahan ini dengan menjadikan Islam sebagai ideologi (way of life). Karena umat Islam dulu pernah berjaya, sejahtera, mulia ketika jadikan Islam sebagai ideologi. Baca sejarah Islam yang jujur pasti akan menemukan bahwa Islam pernah menaungi dunia selama berabab-abad. Sejarawan Barat. Seperti Carleton S pernah mengakui: “Peradaban Islam sanggup menciptakan sebuah negara adidaya kontinental yang terbentang dari satu samudera ke samudera yang lain, dari iklim utara hingga tropik dan gurun dengan ratusan juta orang tinggal di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan asal suku”.
Nah, sekarang udah ketemu kan panduan Move On yang terbukti tokcer bin ampuh. Hanya syariah Islam yang bisa bikin Move On pribadi muslim, masyarat islam, dan negara. Bener-bener Move dari kondisi jahilyah menuju On di bawah naungan khilafah.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Mencari dan Mengamalkan


Imam besar kaum muslimin, Imam Al-Bukhari berkata, “Al-’Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali”, Ilmu Sebelum Berkata dan Beramal. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19). Dari ayat yang mulia ini, Allah ta’ala memulai dengan ilmu sebelum seseorang mengucapkan syahadat, padahal syahadat adalah perkara pertama yang dilakukan seorang muslim ketika ia ingin menjadi seorang muslim, akan tetapi Allah mendahului syahadat tersebut dengan ilmu, hendaknya kita berilmu dahulu sebelum mengucapkan syahadat…, kalau pada kalimat syahadat saja Allah berfirman seperti ini maka bagaimana dengan amalan lainnya, tentunya lebih pantas lagi kita berilmu baru kemudian mengamalkannya. Ucapan ini beliau katakan ketika memberi judul suatu Bab di dalam kitab beliau “Shahihul Bukhari” dalam kitab Al-Ilmu.

Jangan pernah berhenti menimba ilmu. Dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja. Karena setiap hari kita akan berhadapan dengan berbagai masalah baru. Hanya orang yang bergerak untuk meningkatkan kapasitas diri yang siap hadapi tantangan hidup dengan penuh percaya diri dalam koridor syarí. #YukBerdakwah!
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.